SpaceX milik Elon Musk bisa jadi akan menjadi pihak yang paling diuntungkan dalam perlombaan mendapatkan kontrak pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump. Di Amerika Serikat, menjaga hubungan baik dengan presiden dapat memberikan keuntungan strategis yang besar, termasuk akses ke kontrak pemerintah bernilai tinggi.

Menurut laporan media AS dan sumber dari kalangan pejabat saat ini maupun mantan pejabat, SpaceX sudah mulai bersiap untuk mengamankan kontrak-kontrak pemerintah yang menguntungkan. Alasannya cukup jelas. Pemerintahan Trump sangat mendukung kontraktor swasta dan mempercayakan mereka dalam berbagai proyek, mulai dari pembuatan satelit hingga sistem komunikasi. Kebetulan, SpaceX adalah pemain dominan di sektor-sektor tersebut.

Saat ini, Federal Aviation Administration (FAA) tengah meninjau empat proyek besar milik SpaceX. Perusahaan tersebut sedang mengajukan izin untuk membangun lokasi peluncuran roket baru dan memperluas penggunaan spaceport milik pemerintah. Jelas bahwa Musk membutuhkan lebih banyak ruang untuk meluncurkan roket dengan frekuensi yang lebih tinggi, daya dorong yang lebih besar, dan keuntungan yang lebih besar.

Namun, masih ada pertanyaan yang mengganjal. “Kita tidak akan pernah tahu apakah SpaceX benar-benar akan memenangkan kompetisi untuk kontrak-kontrak ini secara sah karena seluruh lembaga pemerintah yang bertugas mencegah korupsi dan konflik kepentingan telah dipangkas atau dibekukan,” ujar Daniel Brian, direktur eksekutif Project on Government Oversight. Dengan kata lain, hampir tidak ada pengawasan. Semua bergantung pada integritas antara Musk dan Trump.

Menariknya, Musk pernah berjanji akan mengirim siapa pun yang ingin pergi ke Mars dalam 20–30 tahun ke depan. Berkat hubungan dekatnya dengan Trump, SpaceX mungkin akhirnya mendapatkan dana untuk mewujudkan impian tersebut. Untuk saat ini, tampaknya rumusnya sederhana: bertemanlah dengan presiden dan terbanglah ke bintang-bintang.