Pasar hidrokarbon sekali lagi menghadapi pergolakan! Menurut Reuters dengan mengutip sumber-sumber terpercaya, rencana OPEC+ berencana melanjutkan kenaikan produksi minyak terjadwalnya pada bulan Oktober. Keputusan ini didorong oleh gangguan pasokan di Libya dan potensi pemangkasan produksi karena lemahnya permintaan. Namun, para ahli memperingatkan bahwa strategi tersebut dapat berimbas negatif pada pasar minyak global.

Ekspektasi yang tidak terpenuhi bahwa organisasi tersebut akan merevisi rencana produksinya sehubungan dengan kondisi terkini menyeret harga minyak jauh lebih rendah. Hasilnya, minyak mentah berjangka Brent rugi 2% dan diperdagangkan di $77 per barel.

Seperti yang dikutip oleh Reuters, delapan anggota OPEC+ siap meningkatkan produksi hingga 180.000 barel per hari pada bulan Oktober. Langkah ini adalah bagian dari strategi aliansi tersebut untuk mengurangi pemangkasan produksinya sebesar 2,2 juta barel per hari sambil mempertahankan pemangkasan lainnya hingga akhir 2025.

Melambatnya pertumbuhan permintaan, khususnya di Tiongkok, telah membebani harga minyak dan membangkitkan pertanyaan di kalangan analis mengenai apakah OPEC+ akan meningkatkan produksi pada bulan depan.

Menurut kantor berita, rencana terkini untuk meningkatkan produksi tetap berlaku karena kondisi pasar yang lebih ketat menyusul hilangnya produksi Libya. Karena ekspektasi pasar untuk pemotongan suku bunga Federal Reserve meningkat, sebagian analis percaya bahwa ini dapat merangsang pertumbuhan ekonomi.

Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan bahwa OPEC+ dapat menangguhkan atau membatalkan kenaikan produksi minyak jika kondisi pasar tidak cukup kuat. Permasalahan utama yang dihadapi pasar hidrokarbon diharapkan akan dibahas pada pertemuan Komite Pemantauan Menteri Bersama, yang mempertemukan para perwakilan OPEC+ dan menteri-menteri senior pada 2 Oktober.